|
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA N 1
JEKULO
Jl.
RAYA Kudus-Pati Km 10 Kudus, Telp. (0291) 433930 Fax. (0291) 4246065
Website
: www.sman1jekulo.sch.id , Email : sman1jekulokudus@yahoo.co.id
|
|
Form 1.9
|
LAPORAN
RESMI PRAKTIKUM KIMIA
EKSPERIMEN
NO. 1
|
I.
JENIS KEGIATAN
Ø Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit
II.
TUJUAN
Ø 1. Untuk menentukan kenaikan titik didih pada larutan
Ø 2. Untuk menentukan penurunan titik beku pada larutan
III.
LANDASAN TEORI
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
1. Penurunan Tekanan Uap
Penguapan adalah peristiwa yang terjadi ketika
partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya.
Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair, semakin
mudah zat cair tersebut mudah menguap. Semakin mudah zat cair menguap, semakin
besar pula tekanan uap jenuhnya.
Dalam suatu laerutan, partikel-partikel zat
terlarut menghalangi gerak molekul pelarut untuk berubah sari bentuk cair
menjadi bentuk uap sehingga tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah dari
tekanan uap jenuh larutan murni.
Hukum Raoult :
Keterangan :
∆P :
perbedaan tekanan uap larutan murni dengan tekanan uap zat pelarut
Xt : fraksi mol zat terlarut
Xp : fraksi mol zat pelarut
Pp : tekanan uap zat pelarut
Pt : tekanan uap zat terlarut
Tekanan uap total :
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa :
Adanya zat terlarut pada suatu larutan menyebabkan penurunan
tekanan uap yang mengakibatkan terjadinya penurunan garis kesetimbangan
antarfase sehingga terjadi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
a. Kenaikan Titik Didih
(∆Tb)
Titik
didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih dimana tekana uap
zat cair sama dengan tekanan uap udara disekitarnya yaitu 1 atm. Dan harus
diingat titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut
murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu
larutan yang menghalangi peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut.
Perbedaan titik didih alrutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan
titik didih yang dinyatakan sebagai ∆Tb ( b berasal dari kata boil yang artinya mendidih,
bukan beku).
Titik didih suatu larutan lebih tinggi atau rendah
daripada titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut itu
menguap dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat terlarut tersebut tidak mudah
menguap, misalnya larutan gula, larutan tersebut mendidih pada suhu yang lebih
tinggi daripada titik didih pelarut air. Sebaliknya, jika zat terlarut itu
mudah menguap misalnya etanol, larutan akan mendidih pada suhu di bawah titik
didih air.
Hukum sifat koligatif dapt diterapkan dalam
meramalkan titik didih larutan yang zat terlarutnya bukan elektrolit dan tidak
mudah menguap.
Dengan :
Kb : tetapan kenaikan titik molal dari pelarut (oC/m)
∆Tb :
kenaikan titik didih
Tb : titik didih larutan
Tetapan
Kenaikan Titik Didih (Kb) Beberapa
Pelarut
b. Penurunan Titik Beku
(∆Tf)
Adanya
zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil
daripada titik beku pelarutnya. Penurunan titik beku, ∆Tf (f berasal dari kata freeze) yang berbanding lurus
dengan molaritas.
∆Tf = Penurunan titik beku
Kf = tetapan penuruan titik beku molal pelarut (oC/m)
Tof = titik beku pelarut murni
Tf = titik beku larutan
Tetapan
Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa
Pelarut
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Menurut Arhenius, suatu zat elektrolit yang
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion-ion penyusunnya sehingga jumlah
partikel zat pada larutan elektrolit akan lebih banyak dibandingkan dengan
larutan nonelektrolit yang konsentrasinya sama. Hal ini menyebabkan sifat
koligatif pada larutan elektrolit lebih besar daripada larutan nonelektrolit.
Hubungan sifat koligatif larutan elektrolit dan
konsentrasi larutan dirumuskan oleh Van’t Hoff, yaitu dengan mengalikan rumus
yang ada dengan bilangan faktor Van’t Hoff yang merupakan faktor penambahan
jumlah partikel dalam larutan elektrolit.
Keterangan :
i : factor yang menunjukkan bagaimana larutan
elektrolit dibandingkan dengan larutan nonelektrolit dengan molalitas yang
sama. Faktor i inilah yang lebih lanjut disebut faktor Van’t Hoff.
n : jumlah ion
dari elektrolit
α : derajat ionisasi elektrolit
Contoh elektrolit biner:
NaCl(s) ®Na+(aq) + Cl–(aq)
(n = 2)
KOH(s) ®K+(aq) + OH–(aq)
(n = 2)
Contoh elektrolit terner:
H2SO4(l) + 2 H2O(l) ®2 H3O+(aq) + SO42–(aq)
(n = 3)
Mg(OH)2(s) ®Mg2+(aq) + 2 OH–(aq)
(n = 3)
Contoh elektrolit kuarterner:
K3PO4(s) ®3 K+(aq) + PO43–(aq)
(n = 4)
AlBr3(s) ®Al3+(aq) + 3 Br–(aq)
(n = 4)
Untuk larutan elektrolit berlaku Hukum Van’t Hoff
1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Rumus penurunan tekanan uap jenuh dengan memakai
faktor Van’t Hoff hanya berlaku untuk fraksi mol zat terlarutnya saja (zat
elektrolit yang mengalami ionisasi), sedangkan pelarut air tidak terionisasi.
Oleh karena itu, rumus penurunan tekanan uap jenuh untuk zat elektrolit adalah:
2. Kenaikan Titik Didih dan Penuruan
Titik Beku
Seperti halnya penurunan tekanan uap jenuh, rumus
untuk kenaikan titik didih dan penurunan titik beku untuk larutan elektrolit
juga dikalikan dengan faktor Van’t Hoff.
IV.
ALAT DAN BAHAN
a. Menentukan
titik beku dan penurunan titik beku larutan
Alat
:
Beaker
gelas : 1
buah
Tabungreaksi : 5 buah
Gelas
ukur : 1
buah
Thermometer : 1 buah
Batang
pengaduk
: 1 buah
wadah : 1 buah
serbet : 1 buah
Bahan:
Esbatu
dan garam dapur
Aquades
Larutan Glukosa 1 m
Larutan
Glukosa 2 m
Larutan NaCl 1 m
Larutan
NaCl 2 m
b. Menentukan
kenaikan titik didih larutan
Alat:
Tabung
reaksi : 5 buah
Thermometer :
1 buah
Batangpengaduk : 1 buah
Pembakar
Bunsen : 1 buah
Kaki
tigadankasa : 1 set
Bahan:
Aquades
Larutan Urea 1 m
Larutan
Urea 2 m
LarutanNaCl
1 m
LarutanNaCl
2 m
V.
LANGKAH KERJA
A.
Langkah kerja menentukan titik beku
1.
Menyiapkan wadah
2.
Memasukan es batu yang sudah di
potong-potong ke dalam wadah
3.
Memasukan garam dapur kedalam wadah
, lalumengaduk
4.
Mengambil larutan yang akan di uji ,
masing-masing 5 ml,lalu masukan ke tabung reaksi,serta
5.
memberi label pada masing- masing
tabung reaksi
6.
Memasukan tabung reaksi yang sudah
berisi larutan yang akan di uji kedalam wadah
7.
Mengaduk larutan yang di tabung
reaksi, yang sudah di masukan ke dalam wadah, aduk
dengan pengaduk secara perlahan
8.
Setelah larutan agak mengental atau
membeku mengukur suhu pada larutan dengan thermometer
9.
Mengulangi langkah 6 dan 7 pada
semua larutan yang di uji sampai mendapat data .
B.
Cara kerja menentukan titik didih
1.
Menyiapkan larutan yang akan di uji
dan memberi label pada masing-masing tabung reaksi,kemudian memasukan larutan
ke dalam tabung reaksir sebanyak 20 ml
2.
Menyalakan pembakar
3.
Memanaskan larutan yang akan di uji
sampai mendidih
4.
Mengukur titik didih larutan dengan
thermometer
5.
Mengulangi langkah 3 dan 4 pada
semua larutan yang di uji sampai mendapat data .
VI.
TABEL PENGAMATAN
No
|
Larutan
|
TfoC
|
Tb oC
|
1
|
Aquades
|
-4
|
101
|
2
|
Glukosa 1M
|
0
|
97
|
3
|
Glukosa 2M
|
0
|
97
|
4
|
NaCl 1M
|
-8
|
97
|
5
|
NaCl 2M
|
-9
|
96
|
|
|
|
|
VII.
ANALISIS DATA
PENURUNAN
TITIK DIDIH BEKU
Larutan
aquades
∆Tf = Tf0 – Tf
= 0 – (-4)
= 4
Larutan
glukosa 1M
∆Tf =Tf0 – Tf
= 0 – 0
=0
Larutan
glukosa 2M
∆Tf =Tf0 –Tf
=0 – 0
=0
Larutan
NaCl 1M
∆Tf =Tf0 –Tf
= 0 –(-80)
=8
Larutan
NaCl 2M
∆Tf =Tf0 –Tf
=0- (-9)
=
9
KENAIKAN
TITIK DIDIH
Larutan
aquades
∆Tb =
Tb – Tb0
= 101- 100
=
1
Larutan
glukosa 1M
∆Tb =
Tb – Tb0
=97-100
=-3
Larutan
glukosa 2M
∆Tb =
Tb – Tb0
=97-100
=-3
Larutan
NaCl 1M
∆Tb =
Tb – Tb0
=97-100
=-3
Larutan
NaCl 2M
∆Tb =
Tb – Tb0
=
96- 100
= -4
No
|
Larutan
|
Tf 0 C
|
Tb 0C
|
∆Tf 0 C
|
∆Tb 0 C
|
1
|
Aquades
|
-4
|
101
|
4
|
1
|
2
|
Glukosa 1M
|
0
|
97
|
0
|
-3
|
3
|
Glukosa 2M
|
0
|
97
|
0
|
-3
|
4
|
NaCl 1M
|
-8
|
97
|
8
|
-3
|
5
|
NaCl 2M
|
-9
|
96
|
9
|
-4
|
VIII.
PEMBAHASAN
Penambahan garam disini merupakan
salah satu penerapan dari sifat koligatif larutan. Garam berfungsi sebagai zat
yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak cepat mencair, karena
apabila tidak ada penambahan garam pada es batu, suhu didalam es batu akan
lebih tinggi dari 0ºC pada saat es berubah menjadi liquid.
Perbedaan pengukuran titik beku menurut teori dan
berdasarkan pengamatan sendiri kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan
masing-masing larutan tidak sama, sehingga dalam pengukuran titik beku ini
tidak diperoleh data yang akurat. Selain itu, kekurang telitian dalam
menimbang bahan, membersihkan alat kerja. Lalu, kemungkinan thermometer yang
digunakan belum dalam keadaan yang stabil, dan ketika mengukur suhu larutan
besar kemungkinan terjadi penambahan suhu dari dimana ketika tabung reaksi
dikeluarkan dari es lalu terkena suhu luar atau suhu tangan kita sendiri serta
terjadi kekurang telitian dalam pembacaan skala thermometer.
Kemungkinan lainnya adalah es batu yang digunakan
kemungkinan telah mencair, sehingga memperlambat proses pembekuan larutan.
Dari table diatas diketahui bahwa titik beku larutan dan
titik didih larutan berbeda-beda. Seperti titik beku yaitu Aquades = -4 0C,
glukosa 1M = 0 0C ,glukosa 2M = 0 0C ,NaCl 1M = -8 0C,NaCl 2M = -90C titik beku berbeda beda karena
konsentrasi larutan yang berbeda serta nilai ΔTb yg berbeda.
Dan titik didih yaitu Aquades = 101 0C, glukosa
1M = 97 0C ,glukosa 2M = 97 0C ,NaCl 1M
= 97 0C,NaCl 2M = 970C
IX. KESIMPULAN
Semakin banyak waktu yang diberikan
maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari penelitian yang kami telah
lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih tidak
tergantung pada komposisi kimia dari zat tersebut tetapi tergantung pada jumlah
partikel zat terlarut di dalam larutan, kemolalan larutan, massa zat terlarut
dan massa pelarutnya.
Penurunan
titik beku ini sebanding dengan konsentrasizat terlarut .bila konsentrasi zat
terlalu besar, maka penurunan titik beku juga semakin besar.
Kenaikan
tiik beku inisebansing dengan konsentrasi zat terlarut .Bila konentrasi tinngi
maka kenaikan titik didih juga semakin tinggi
Kenaikan titik didih dan penurunan
titik beku larutan elektrolit lebih besar dari larutan nonelektrolit disebabkan
adanya factor Van’t Hoff.
Perbedaan hasil pengukuran menurut teori dengan pengamatan
langsung disebabkan oleh ketidaktelitian dalam mengamati skala thermometer
serta pengaruh suhu luar.
X. SARAN
Untuk penelitian kedepanya, harus lebih
diperhatikan hal-hal seperti, membersihkan dulu alat-alat untuk melakukan
praktikum, agar saat pengambilan data untuk laporan lebih akurat dan tepat.Meneliti
dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca thermoneter sangat penting.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment