Thursday 26 November 2015

LAPORAN KIMIA Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


Description: logo jateng.jpeg
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA N 1 JEKULO
Jl. RAYA Kudus-Pati Km 10 Kudus, Telp. (0291) 433930 Fax. (0291) 4246065
Website : www.sman1jekulo.sch.id , Email : sman1jekulokudus@yahoo.co.id
Description: http://xljagoanmuda.com/media/filter/m/transfer/img/2209/n60557016422_6199.png
Form 1.9
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA
EKSPERIMEN NO. 1


I.                   JENIS KEGIATAN
Ø  Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit
II.                TUJUAN
Ø  1. Untuk menentukan kenaikan titik didih pada larutan
Ø  2. Untuk menentukan penurunan titik beku pada larutan
III.             LANDASAN TEORI
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
1.      Penurunan Tekanan Uap
Penguapan adalah peristiwa yang terjadi ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya.
Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair, semakin mudah zat cair tersebut mudah menguap. Semakin mudah zat cair menguap, semakin besar pula tekanan uap jenuhnya.
Dalam suatu laerutan, partikel-partikel zat terlarut menghalangi gerak molekul pelarut untuk berubah sari bentuk cair menjadi bentuk uap sehingga tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah dari tekanan uap jenuh larutan murni.

Hukum Raoult :
Description: rumus tekanan uap larutan
   Keterangan :
P : perbedaan tekanan uap larutan murni dengan tekanan uap zat pelarut
Description: tekanan uap zat perlarut murni: tekanan uap zat pelarut murni
Description: tekanan uap zat terlarut murni : tekanan uap zat terlarut murni
Xt : fraksi mol zat terlarut
Xp : fraksi mol zat pelarut
Pp : tekanan uap zat pelarut
Pt : tekanan uap zat terlarut
Tekanan uap total :
Description: rumus tekanan uap larutan total
2.      Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik BekuDescription: gambar kenaikan titik didih & penurunan titik beku
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa :
Adanya zat terlarut pada suatu larutan menyebabkan penurunan tekanan uap yang mengakibatkan terjadinya penurunan garis kesetimbangan antarfase sehingga terjadi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
a. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih dimana tekana uap zat cair sama dengan tekanan uap udara disekitarnya yaitu 1 atm. Dan harus diingat titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan yang menghalangi peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut. Perbedaan titik didih alrutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih yang dinyatakan sebagai ∆Tb ( b berasal dari kata boil yang artinya mendidih, bukan beku).
Titik didih suatu larutan lebih tinggi atau rendah daripada titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut itu menguap dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat terlarut tersebut tidak mudah menguap, misalnya larutan gula, larutan tersebut mendidih pada suhu yang lebih tinggi daripada titik didih pelarut air. Sebaliknya, jika zat terlarut itu mudah menguap misalnya etanol, larutan akan mendidih pada suhu di bawah titik didih air.
Hukum sifat koligatif dapt diterapkan dalam meramalkan titik didih larutan yang zat terlarutnya bukan elektrolit dan tidak mudah menguap.
Description: rumus kenaikan titik didih
Dengan :
Kb : tetapan kenaikan titik molal dari pelarut (oC/m)
∆Tb : kenaikan titik didih
Tb : titik didih larutan
Description: titk didh pelarut murni : titik didih pelarut murni
Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) Beberapa Pelarut
Description: tabel kenaikan titik didih


b. Penurunan Titik Beku (∆Tf)
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Penurunan titik beku, ∆Tf (f berasal dari kata freeze) yang berbanding lurus dengan molaritas.
Description: rumus penurunan titik beku
∆Tf = Penurunan titik beku
Kf = tetapan penuruan titik beku molal pelarut (oC/m)
Tof = titik beku pelarut murni
Tf = titik beku larutan
Tetapan Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa Pelarut
Description: tabel penurunan titik beku

Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Menurut Arhenius, suatu zat elektrolit yang dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion-ion penyusunnya sehingga jumlah partikel zat pada larutan elektrolit akan lebih banyak dibandingkan dengan larutan nonelektrolit  yang konsentrasinya sama. Hal ini menyebabkan sifat koligatif pada larutan elektrolit lebih besar daripada larutan nonelektrolit.
Hubungan sifat koligatif larutan elektrolit dan konsentrasi larutan dirumuskan oleh Van’t Hoff, yaitu dengan mengalikan rumus yang ada dengan bilangan faktor Van’t Hoff yang merupakan faktor penambahan jumlah partikel dalam larutan elektrolit.
 Description: rumus sifat koligatif elektrolit
Keterangan :
i : factor yang menunjukkan bagaimana larutan elektrolit dibandingkan dengan larutan nonelektrolit dengan molalitas yang sama. Faktor i inilah yang lebih lanjut disebut faktor Van’t Hoff.
n : jumlah ion dari elektrolit
α : derajat ionisasi elektrolit
Contoh elektrolit biner:
NaCl(s) ®Na+(aq) + Cl(aq)                                                         (n = 2)
KOH(s) ®K+(aq) + OH(aq)                                                        (n = 2)
Contoh elektrolit terner:
H2SO4(l) + 2 H2O(l) ®2 H3O+(aq) + SO42–(aq)                             (n = 3)
Mg(OH)2(s) ®Mg2+(aq) + 2 OH(aq)                                          (n = 3)
Contoh elektrolit kuarterner:
K3PO4(s) ®3 K+(aq) + PO43–(aq)                                                  (n = 4)
AlBr3(s) ®Al3+(aq) + 3 Br(aq)                                                     (n = 4)
Untuk larutan elektrolit berlaku Hukum Van’t Hoff
1.      Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Rumus penurunan tekanan uap jenuh dengan memakai faktor Van’t Hoff hanya berlaku untuk fraksi mol zat terlarutnya saja (zat elektrolit yang mengalami ionisasi), sedangkan pelarut air tidak terionisasi. Oleh karena itu, rumus penurunan tekanan uap jenuh untuk zat elektrolit adalah:
Description: rumus tekanan uap jenuh elektrolit
2.      Kenaikan Titik Didih dan Penuruan Titik Beku
Seperti halnya penurunan tekanan uap jenuh, rumus untuk kenaikan titik didih dan penurunan titik beku untuk larutan elektrolit juga dikalikan dengan faktor Van’t Hoff.
Description: rumus kenaikan titik didih dan penurunan titik beku elektrolit







IV.                ALAT DAN BAHAN

a.      Menentukan titik beku dan penurunan titik beku larutan
  Alat :
         Beaker gelas                       : 1 buah
         Tabungreaksi                      : 5 buah
         Gelas ukur                            : 1 buah
         Thermometer                     : 1 buah
         Batang pengaduk                : 1 buah
         wadah                                              : 1 buah
         serbet                                  : 1 buah
  Bahan:
       Esbatu dan garam dapur
        Aquades
        Larutan Glukosa 1 m
        Larutan Glukosa 2 m
        Larutan NaCl 1 m
         Larutan NaCl 2 m




b.      Menentukan kenaikan titik didih larutan
 Alat:
       Tabung reaksi                      : 5 buah
         Thermometer                     : 1 buah
         Batangpengaduk                : 1 buah
         Pembakar Bunsen                 : 1 buah
   Kaki tigadankasa                  : 1 set
  Bahan:
 Aquades
        Larutan Urea 1 m
         Larutan Urea 2 m
         LarutanNaCl 1 m
         LarutanNaCl 2 m

V.                  LANGKAH KERJA

A.     Langkah kerja menentukan titik beku
1.      Menyiapkan wadah
2.      Memasukan es batu yang sudah di potong-potong ke dalam wadah
3.      Memasukan garam dapur kedalam wadah , lalumengaduk
4.      Mengambil larutan yang akan di uji , masing-masing 5 ml,lalu masukan ke tabung reaksi,serta
5.      memberi label pada masing- masing tabung reaksi
6.      Memasukan tabung reaksi yang sudah berisi larutan yang akan di uji kedalam wadah
7.      Mengaduk larutan yang di tabung reaksi, yang sudah di masukan ke dalam wadah, aduk
 dengan pengaduk secara perlahan
8.      Setelah larutan agak mengental atau membeku mengukur suhu pada larutan dengan thermometer
9.      Mengulangi langkah 6 dan 7 pada semua larutan yang di uji sampai mendapat data .

B.     Cara kerja menentukan titik didih
1.      Menyiapkan larutan yang akan di uji dan memberi label pada masing-masing tabung reaksi,kemudian memasukan larutan ke dalam tabung reaksir sebanyak 20 ml
2.      Menyalakan pembakar
3.      Memanaskan larutan yang akan di uji sampai mendidih
4.      Mengukur titik didih larutan dengan thermometer
5.      Mengulangi langkah 3 dan 4 pada semua larutan yang di uji sampai mendapat data .

VI.               TABEL PENGAMATAN
No
Larutan
         TfoC
Tb      oC
1
Aquades
-4
101
2
Glukosa 1M
0
97
3
Glukosa 2M
0
97
4
NaCl     1M
-8
97
5
NaCl     2M
-9
96




VII.             ANALISIS DATA
PENURUNAN TITIK DIDIH BEKU
Larutan aquades
∆Tf      = Tf0 – Tf
            = 0 – (-4)
            = 4
Larutan glukosa 1M
∆Tf      =Tf0 – Tf
            = 0 – 0
            =0


Larutan glukosa 2M
∆Tf      =Tf0 –Tf
            =0 – 0
            =0
Larutan NaCl 1M
∆Tf      =Tf0 –Tf
            = 0 –(-80)
            =8
Larutan NaCl 2M
∆Tf      =Tf0 –Tf
            =0- (-9)
            = 9
           
KENAIKAN TITIK DIDIH

Larutan aquades
∆Tb     = Tb – Tb0
= 101- 100
            = 1      
Larutan glukosa 1M
∆Tb     = Tb – Tb0
            =97-100
            =-3


Larutan glukosa 2M
∆Tb     = Tb – Tb0
=97-100
            =-3
Larutan NaCl 1M
∆Tb     = Tb – Tb0
=97-100
            =-3
Larutan NaCl 2M

∆Tb     = Tb – Tb0
            = 96- 100
            = -4          
No
Larutan
Tf            0 C
Tb     0C
∆Tf   0 C
∆Tb    0 C
1
Aquades
-4
101
4
1
2
Glukosa  1M
0
97
0
-3
3
Glukosa 2M
0
97
0
-3
4
NaCl 1M
-8
97
8
-3
5
NaCl 2M
-9
96
9
-4

VIII.          PEMBAHASAN
Penambahan garam disini merupakan salah satu penerapan dari sifat koligatif larutan. Garam berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak cepat mencair, karena apabila tidak ada penambahan garam pada es batu, suhu didalam es batu akan lebih tinggi dari 0ºC pada saat es berubah menjadi liquid.
Perbedaan pengukuran titik beku menurut teori dan berdasarkan pengamatan sendiri kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan masing-masing larutan tidak sama, sehingga dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh data yang akurat. Selain itu,  kekurang telitian dalam menimbang bahan, membersihkan alat kerja. Lalu, kemungkinan thermometer yang digunakan belum dalam keadaan yang stabil, dan ketika mengukur suhu larutan besar kemungkinan terjadi penambahan suhu dari dimana ketika tabung reaksi dikeluarkan dari es lalu terkena suhu luar atau suhu tangan kita sendiri serta terjadi kekurang telitian dalam pembacaan skala thermometer.
Kemungkinan lainnya adalah es batu yang digunakan kemungkinan telah mencair, sehingga memperlambat proses pembekuan larutan.
Dari table diatas diketahui bahwa titik beku larutan dan titik didih larutan berbeda-beda. Seperti titik beku yaitu Aquades = -4 0C, glukosa 1M = 0 0C ,glukosa 2M = 0 0C ,NaCl 1M = -8  0C,NaCl 2M = -90C      titik beku berbeda beda karena konsentrasi larutan yang berbeda serta nilai ΔTb yg berbeda.

Dan titik didih yaitu Aquades = 101 0C, glukosa 1M = 97 0C ,glukosa 2M = 97 0C ,NaCl 1M
= 97 0C,NaCl 2M = 970C     





IX.    KESIMPULAN

Semakin banyak waktu yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih tidak tergantung pada komposisi kimia dari zat tersebut tetapi tergantung pada jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, kemolalan larutan, massa zat terlarut dan massa pelarutnya.
           Penurunan titik beku ini sebanding dengan konsentrasizat terlarut .bila konsentrasi zat terlalu besar, maka penurunan titik beku juga semakin besar.
            Kenaikan tiik beku inisebansing dengan konsentrasi zat terlarut .Bila konentrasi tinngi maka kenaikan titik didih juga semakin tinggi
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan elektrolit lebih besar dari larutan nonelektrolit disebabkan adanya factor Van’t Hoff.
Perbedaan hasil pengukuran menurut teori dengan pengamatan langsung disebabkan oleh ketidaktelitian dalam mengamati skala thermometer serta pengaruh suhu luar.

X.      SARAN
Untuk penelitian kedepanya, harus lebih diperhatikan hal-hal seperti, membersihkan dulu alat-alat untuk melakukan praktikum, agar saat pengambilan data untuk laporan lebih akurat dan tepat.Meneliti dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca thermoneter sangat penting.



DAFTAR PUSTAKA















No comments:

Post a Comment

TES WAWASAN KEBANGSAAN CPNS LATIHAN SOAL

TES WAWASAN KEBANGSAAN (JUMLAH SOAL : 45 ) 1.Proses Islamisasi di Nusantara terjadi melalui berbagai bentuk, kecuali : A. Kesenian dan...